GLOMERULONEFRITIS
Glomerulonefritis : peradangan dalam
glomerulus pada ginjal bilateral
Patogenesis :
-
streptococcus
-
non streptococcus ( pneumococcus, sifilis, tifoid)
Patofisiologi :
Ag
(Streptococcus) – Ab (antibodi)
↓
komplemen / kopleks imun bersikulasi
↓
Terperangkap dalam membran basalis
glomerulus (MBG)
↓
Peradangan
→ tarik
PMN , trombosit
pelepasan
enzim lisosom
↓
rusak
sel endotel dan MBG
↓
Kebocoran
kapiler glomerulus
Gejala:
-
Awal : lelah, anoreksi ,demam, nyeri kepala, Mual muntah
-
Lanjut :
·
Hematuria → karena kebocoran kapiler
·
Proteinuria → karena kebocoran kapiler
·
Oligouria
·
Edema ; albumin banyak yang terbuang sehingga
kadar albumin darah menurun dan sebabkan edema
·
Hipertensi
→ gangguan ekskresi Na
Pemeriksaan lab
- Urine :
•
Sedimen urin : eritrosit (+) >>, leukosit (+)
•
Makros : urine merah
- Darah :
•
Hb : (N) / menurun
•
AL ; (N) / meningkat
PATOFISIOLOGI PENYAKIT HEMATOLOGI
ANEMIA
Definisi
Anemia
: pengurangan jumlah eritrosit, kuantitas hemoglobin dan hematocrit per 100 ml darah.
Semua system
organ dapat terlibat dan dapat menimbulkan banyak manifestasi. Manifestasi ini
tergantung pada :
1. kecepatan
timbulnya anemia
2. umur
individu
3. mekanisme
kompensasi
4. tingkat
aktivitas
5. keadaan
penyakit yang mendasari
6. parahnya
anemia tersebut
Patofisiology
Jumlah
eritrosit berkurang → jumlah O2 ke jaringan/ organ berkurang
Pengurangan massa eritrosit yang terlalu berat dalam
beberapa bulan akan menimbulkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan
diri.
Mekanisme kompensasi dapat melalui:
1.
Peningkatan curah jantung dan pernafasan → menambah
pemasukan O2 ke jaringan
2.
Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin
3. Mengembangkan volume plasma dengan
menarik cairan dari sela-sela jaringan
Gejala-gejala
1. pucat (kulit, konjungtiva, telapak tangan,
warna kuku)
2. takikardi
3. gelisah
4. sesak napas
5. cepat lelah saat beraktivitas
6. sakit kepala
7. gejala-gejala saluran cerna (mual,
anoreksia, sariawan)
Klasifikasi
Menurut morfologi
- Anemia
normositik normokromik
- Ukuran dan
bentuk eritrosit normal
- MCV dan
MCHC normal
- Terjadi
karena:
i.
Kehilangan
jumlah darah yang akut
ii.
Penyakit
kronis
iii.
Gangguan
renal
iv.
Kegagalan
sumsum tulang
- Anemia
makrositik normokromik
- Ukuran
eritrosit membesar, bentuk normal (konsentrasi hemoglobin normal)
- MCV
meningkat dan MCHC normal
- Terjadi
karena:
Gangguan /
terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti pada defisiensi vit B12 dan/ atau
asam folat, dapat juga pada kondisi post kemoterapi
- Anemia
mikrositik hipokromik
- Jumlah
Hb < normal, ukuran < normal
- MCV
<, MCHC <
- Terjadi
karena:
i.
Defisiensi
Fe
ii.
Kehilangan
darah kronis
iii.
Thalasemia
(penyakit Hb abnormal kongenital)
Menurut etiologi
1.
Peningkatan
kehilangan eritrosit
O.K :
perdarahan ( trauma, tukak, perdarahan kronik pada polip di kolon, keganasan,
hemoroid)
penghancuran sel
(hemolisis)
2.
Gangguan/
penurunan pembentukan sel
Terjadi pada:
· Keganasan yg telah menyebar (leukimia,
kanker payudara)
· Obat dan zat toxic
· Radiasi
·
Penyakit
kronis ginjal
·
Kekurangan
Fe, vit b12, asam folat
Anemia aplastika
Adalah gangguan pada sel-sel induk sumsum tulang
sehingga jumlah sel darah tidak cukup sehingga terjadi Pansitopenia ( AE<. AL <,
AT <)
Gejala :
·
Gejala
anemia
·
Perdarahan
·
Petekiae
·
Mudah
infexi
Anemia defisiensi besi
Adalah penurunan kuantitatif sintesa Hb oleh
karena defisiensi Fe
Penybab:
·
Asupan
Fe tidak mencukupi
·
Gangguan
absorpsi
·
Perdarahan
yang menetap dan lembat
Anemia Megaloblastik
·
anemia
makrositik normokromik oleh karena vit B12 dan asam folat sehingga sintesis DNA
terganggu
Gejala:
·
malnutrisi
·
radang
pada lidah
·
diare
·
anoreksia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar