snow rain

Sabtu, 28 April 2012

Makanisme Menelan


                                     Mekanisme menelan (fisiologi deglutitio)
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan oesophagus adalah menelan atau deglutition. Menelan dimulai ketika bolus didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan. Menelan dimulai secara volunter, tetapi setelah dimulai proses tersebut tidak dapat dihentikan. Menelan (deglutition) adalah suatu respon reflek yang dicetuskan oleh impuls aferen nervus trigeminus, glosopharingeus dan vagus.
Menelan dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1.  Tahap Oral
Fase oral, bersifat volunter/sadar (sesuai perintah otak) yang dilakukan oleh lidah. Perpindahan bolus dari rongga mulut ke faring segera terjadi, setelah otot-otot bibir dan pipi berkontraksi meletakkan bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah berkontraksi menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian anterior lidah menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring. Palatum mole tertarik ke atas untuk mencegah makanan masuk hidung, dan lipatan palatofaring di setiap sisi faring mendekat bersama, agar hanya bolus yang berukuran kecil saja yang bisa lewat.
2. Tahap Orofaring
Tahap orofaring berlangsung sekitar satu detik dan berupa perpindahan bolus dari mulut melalui faring dan masuk ke oesophagus, saat menelan ini bolus harus diarahkan ke dalam oesophagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain seperti kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk ke trakea, dengan cara :
Selama menelan posisi lidah menekan palatum durum untuk mencegah makanan kembali ke mulut.
Uvula elevasi atau terangkat di bagian belakang tenggorokan, sehingga saluran hidung tertutup dari faring dan makanan tidak masuk hidung. Makanan dicegah masuk trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan pita suara melintasi laring atau glotis. Selama menelan pita suara melaksanakan fungsi yang tidak berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama lain, sehingga pintu masuk glotis tertutup. Selain itu bolus menyebabkan epiglotis tertekan ke belakang menutupi glotis yang mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan. Dengan laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke dalam oesophagus.
Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal, meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan memperpanjang waktu pembukaan sfingter esofagus bagian atas. Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu pergerakan pangkal lidah, pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagus bagian atas. Waktu Pharyngeal transit juga bertambah sesuai dengan umur.
3.  Tahap Oesophagus
Selanjutnya, makanan masuk ke dalam esophagus karena kerja peristaltik, lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan di belakang makanan berkontraksi, sehingga gelombang peristaltic menghantarkan bola makanan ke lambung. Pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari pangkal ke ujung oesophagus, mendorong bolus didepannya melewati oesophagus ke lambung. Peristaltik mengacu pada kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian pendorongan makanan melalui oesophagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Makanan dapat didorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5 – 9 detik untuk mencapai ujung bawah oesophagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan melalui persyarafan vagus.
Sekresi oesophagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan di sepanjang saluran pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan, mukus oesophagus memperkecil kemungkinan rusaknya oesophagus oleh bagian-bagian makanan yang tajam, mukus juga melindungi dinding oesophagus dari asam dan enzim getah lambung apabila terjadi refluks lambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar